MITRAL
REGURGITASI
A.
BATASAN
Mitral regurgitasi
adalah gangguan dari jantung dimana katup mitral
tidak menutup dengan benar ketika jantung memompa keluar darah atau dapat didefinisikan sebagai pembalikan aliran
darah yang abnormal dari ventrikel kiri ke atrium kiri melalui katup mitral.
Hal ini disebabkan adanya gangguan pada bagian mitral valve apparatus. Mitral Regurgitasi adalah bentuk yang paling umum dari penyakit
jantung katup (Tierney
et.al, 2006).
B.
ETIOLOGI
Mitral
regurgitation dapat disebabkan oleh penyakit organic
atau abnormalitas fungsional. Penyebab paling umum dari mitral regurgitation antara lain mitral
valve prolapse (MVP),
rheumatic heart disease, infeksi endokarditis,
annular calcification, cardiomyopathy dan ischemic heart disease. Mitral
regurgitation kongenital jarang terjadi tetapi
umumnya dihubungkan dengan penyakit myxomatous
mitral valve (Hanson, 2010).
C.
PATOFISIOLOGI
Pada insufisiensi katup
mitral, terjadi penurunan kontraktilitas yang biasanya bersifat irreversible, dan
disertai dengan terjadinya kongesti vena pulmonalis yang berat dan edema
pulmonal. Patofisiologi insufisiensi mitral dapat dibagi ke dalam fase akut,
fase kronik yang terkompensasi dan fase kronik dekompensasi.
Pada fase akut sering
disebabkan adanya kelebihan volume di atrium dan ventrikel kiri. Ventrikel kiri menjadi
overload oleh karena
setiap kontraksi tidak hanya memompa
darah menuju aorta (cardiac output atau stroke volume ke depan) tetapi juga terjadi regurgitasi ke atrium
kiri (regurgitasi volume). Kombinasi stroke volume ke depan dan regurgitasi
volume dikenal sebagai total stroke volume. Pada kasus akut, stroke volume
ventrikel kiri meningkat (ejeksi fraksi
meningkat) tetapi cardiac output menurun. Volume regurgitasi akan menimbulkan
overload volume dan overload tekanan pada atrium kiri dan peningkatan tekanan
di atrium kiri akan menghambat aliran darah dari paru yang melalui vena
pulmonalis.
Pada fase
kronik terkompensasi, insufisiensi mitral terjadi secara
perlahan-lahan dari beberapa bulan sampai beberapa tahun atau jika pada fase
akut diobati dengan medikamentosa maka
pasien akan memasuki fase
terkompensasi. Pada fase ini ventrikel kiri menjadi hipertropi dan terjadi peningkatan volume diastolik yang
bertujuan untuk meningkatkan stroke volume
agar mendekati nilai normal. Pada atrium kiri, akan terjadi kelebihan
volume yang menyebabkan pelebaran atrium kiri dan tekanan pada atrium akan
berkurang. Hal ini akan memperbaiki
drainase dari vena pulmonalis sehingga gejala dan tanda kongesti
pulmonal akan berkurang.
Pada fase
kronik dekompensasi akan
terjadi kontraksi miokardium
ventrikel kiri yang
inadekuat untuk mengkompensasi kelebihan volume
dan stroke volume ventrikel kiri
akan menurun. Penurunan stroke volume menyebabkan penurunan cardiac output dan
peningkatan end-systoli volume. Peningkatan end-systolic volume akan meningkatkan tekanan pada ventrikel dan
kongesti vena pulmonalis sehingga
akan timbul gejala gagal jantung kongestif. Pada fase lebih lanjut akan
terjadi cairan ekstravaskular pulmonal (pulmonary ekstrav askular fluid). Ketika regurgitasi meningkat secara
tiba-tiba, akan mengakibatkan peningkatan tekanan atrium kiri dan akan diarahkan balik
ke sirkulasi pulmonal, yang dapat mengakibatkan edema pulmonal.
Regurgitasi mitral juga
akan menyebabkan terjadinya edema paru pada pasien dengan mitral regurgitasi
yang kronik, dimana daerah lubang regurgitasi akan dapat berubah secara dinamis
dan bertanggung jawab terhadap
kondisi kapasitas, perubahan daun
katup mitral dan ukuran ventrikel kiri serta akan menurunkan kekuatan menutup
dari katup mitral.
D.
GEJALA
KLINIS
Gejala yang umum
terjadi pada regurgitasi mitral:
- Sesak napas, terutama saat mengeluarkan tenaga atau saat berbaring
- Fatigue, terutama pada saat aktivitas meningkat
- Batuk, terutama pada malam hari atau ketika berbaring
- Jantung berdebar-debar, sensasi dari detak jantung
- Kaki atau pergelangan kaki bengkak
- Murmur jantung
- Buang air kecil yang berlebihan
(Tierney
et.al, 2006)
E.
DIAGNOSIS
1. Radiografi
Dada
a). Bayangan disekeliling jantung sering
terlihat normal pada pasien dengan mitral
valve prolapse (MVP).
b). Pada mitral regurgitation kronis, terdapat pembesaran pada ventrikel
kiri dan atrium kiri.
2. Echocardiography dua dimensi
a).
Pada
pasien dengan mitral valve prolapsed tampak
ada pergerakan valve leaflets selama mid systole
b). Pada pasien dengan coronary artery disease dapat terlihat annular calcifications
c). Pada regurgitasi mitral akut,
rupture chordae tendineae atau otot papillary dapat dilihat. Atrium dan
ventrikel kiri umumnya normal.
3. Electrocardiography
a).
Regurgitation
mitral kronis
1).
Fibrilasi
atrial sering terjadi akibat dilatasi atrium kiri
2).
ECG
menunjukkan hipertrofi ventrikel kiri dan pembesaran atrium kiri
b).
Regurgitation
mitral akut
ECG menunjukkan infark miokard akut,
umumnya inferior atau posterior.
F.
KOMPLIKASI
1. Disfungsi
ventrikel kiri yang parah
2. Congestive
heart failure (CHF) kronis
3. Fibrilasi
atrial dan komplikasinya (thrombus pada atrial kiri dengan embolisasi dan
stroke)
4. Kematian
mendadak, ruptured chordae tendineae,
dan endokarditis
G.
PENATALAKSANAAN :
Terapi utama
adalah reduksi preload dan afterload, terutama pada regurgitasi mitral dengan
edema pulmonar.
1.
Diuretik (Furosemide)
Diuretik digunakan
untuk menurunkan preload dan volume ventrikel kiri. Furosemide merupakan
penurun preload yang baik. Peningkatan ekskresi air dengan mempengaruhi sistem
ko-transport chloride-binding,
yang
menghambat reabsorbsi kalium dan klorida pada loop Henle dan tubule renal
bagian distal. Dosis dewasa adalah 1 mg/kg, sedangkan pada anak-anak 2 mg/kg,
dosis pada infant dapat dimulai dengan 1mg/kg dan dapat ditingkatkan sampai
mendapatkan efek yang diinginkan.
2.
ACE inhibitor
(Captopril)
Untuk
menurunkan afterload. Menurut
penelitian, penurunan pada afterload dapat menurunkan chambersize dan jumlah regurgitasi, tetapi keuntungan jangka
panjang belum pasti (Tierney
et.al, 2006)